PEKANBARU (Bidikonline.com) – Antrean panjang Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di Riau turut menjadi perhatian Gubernur Riau (Gubri) H Arsyadjuliandi Rachman. Persoalan BBM bersubsidi tidak hanya itu, tapi juga dinikmati oleh kalangan yang mampu. Salah satu solusi untuk mengatasi itu adalah dengan menjaga disparitas (selisih) antara premium, pertalite dan pertamax.

Menurut Gubri, ini agar masyarakat pengguna BBM nonsubsidi dapat sadar dan membeli bahan bakar sesuai peruntukannya. Tujuannya agar premium benar-benar dikonsumsi masyarakat kurang mampu.

Jika disparitas harga antara premium ke pertalite tidak terlalu jauh, masyarakat kelas menengah diharapkan dapat menggunakan BBM jenis tersebut. Sehingga antrean panjang premium dan hanya mampu bertahan minimal dua jam di SPBU tidak terjadi lagi di seluruh wilayah Riau. Dalam Perda Nomor 4/2015 tentang pajak da­e­rah, salah satu pa­salnya memang mengatur persentase harga bahan bakar. Baik subsidi maupun nonsubsidi. Mengacu pada aturan pemerintah pusat, Gubri mengakui, revisi atas Perda tersebut bisa saja dilakukan. (rpc)