Bidikonline.com- Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), Gina Haspel, datang langsung ke Turki untuk membahas penyelidikan kematian wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Kunjungan dilakukan saat AS menyelidiki peran putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dalam kasus ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/10/2018), informasi soal kunjungan Haspel ini disampaikan dua sumber yang memahami isu ini kepada Reuters. Disebutkan dua sumber itu, Haspel terbang ke Turki pada Senin (22/10) waktu setempat. CIA sendiri enggan mengomentari laporan ini.
Namun diketahui kunjungan Haspel dilakukan saat Presiden Turki Recep Tayyip bersiap mengumumkan hasil penyelidikan awal atas kasus Khashoggi. Juga di tengah semakin memuncaknya keraguan terhadap penjelasan Saudi bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di Konsulat Saudi di Istanbul.
Di sisi lain, kedatangan Haspel ini dilakukan saat badan-badan keamanan AS dan Eropa sedang menyelidiki peran putra mahkota Saudi dalam kasus Khashoggi ini. Hingga kini badan-badan keamanan AS dan Eropa disebut masih belum memiliki gambaran lengkap atas apa yang sebenarnya terjadi di Konsulat Saudi setelah Khashoggi masuk ke dalamnya pada 2 Oktober lalu.
Dalam pernyataan pada Senin (22/10) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih tidak puas dengan penjelasan Saudi soal kematian Khashoggi. Diungkapkan Trump bahwa AS memiliki 'orang-orang intelijen top' di Turki dan Saudi untuk mencari fakta soal kasus Khashoggi.
"Saya berbicara kepada putra mahkota (Saudi MBS-red). Kita punya orang-orang di Arab Saudi saat ini. Kita punya orang-orang intelijen top di Turki. KIta akan lihat apa yang kita dapatkan. Saya akan tahu banyak, besok," ucap Trump.
Dilaporkan Reuters bahwa enam pejabat AS dan negara-negara Barat meyakini MBS sepenuhnya bertanggung jawab atas kasus Khashoggi. Terlebih MBS berperan mengawasi aparat keamanan Saudi. Namun keyakinan itu berhadapan dengan kurangnya bukti-bukti yang kuat.
Sejumlah pejabat keamanan negara Barat yang enggan disebut namanya, menyebut mereka masih belum tahu pasti bagaimana Khashoggi tewas dan ke mana jenazahnya dibawa. Meskipun media-media banyak memberitakan soal bukti rekaman audio yang dimiliki otoritas Turki, menurut para pejabat keamanan itu, badan-badan pemerintahan AS maupun Eropa belum mendapat akses pada bukti-bukti semacam itu.
Bagi negara-negara Barat sekutu Saudi, pertanyaan utama terkait kematian Khashoggi adalah apakah MBS ikut bertanggung jawab. Pekan lalu, Trump menyebut MBS 'jelas-jelas' menyangkal mengetahui soal hilangnya Khashoggi.
Baca juga: Partai Berkuasa Turki: Pembunuhan Khashoggi Direncanakan dengan Keji
Namun dituturkan dua sumber yang memahami laporan intelijen negara-negara Barat, keyakinan para pakar pemerintahan negara-negara Barat soal keterlibatan MBS sangat didasari pada penilaian peran dominan MBS dalam pemerintahan Saudi saat ini.
"Sulit untuk mengatakan bahwa MBS tidak tahu soal ini," sebut sumber keamanan negara Barat kepada Reuters.
Kendati demikian, menurut sumber keamanan itu, laporan badan intelijen AS dan sekutunya soal detail instruksi spesifik dari MBS dalam kasus Khashoggi, masih belum mencapai tahap kesimpulan. Pertanyaan yang masih belum terjawab adalah apakah operasi Saudi di Istanbul memang bertujuan untuk membunuh Khashoggi atau apakah rencana awalnya hanya untuk menculik dan membawanya pulang ke Saudi.
Disebutkan sumber keamanan itu, para pejabat Turki memberikan informasi-informasi verbal soal bukti-bukti yang mereka dapatkan terkait kematian Khashoggi, kepada para pejabat AS dan negara Barat lainnya. Satu sumber keamanan negara Eropa menyebut informasi yang diberikan Turki 'sangat detail dan mereka terdengar percaya diri'.***)