TELUKKUANTAN (Bidikonline.com) - dr. Amelia Nasrin, Jubir Gugus Tugas Covid - 19 Kuansing menjelaskan tentang 2 macam Rapid test.
Pertama Rapid test antibodi, spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah darah.
Kedua Rapid test antigen, spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah swab orofaring atau swab nasofaring.
Menurutnya, Rapid test antibodi atau rapid test antigen selama ini digunakan pada orang yang telah kontak dengan pasien konfirmasi Covid -19.
Namun, rapid test antibodi dan atau rapid test antigen dapat juga digunakan untuk mendeteksi kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasa (PDP) di wilayah yang tidak mempunyai fasilitas pemeriksaan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau tidak mempunyai media pengambilan spesimen (Swab dan VTM).
Ia menjelaskan perlu menjadi pemahaman bersama, pemeriksaan rapid test antibodi dan atau rapid test antigen hanya merupakan screening awal.
"Jadi, hasil pemeriksaan rapid test antibodi atau rapid test antigen harus tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RT-PCR," jelasnya.
Ia menerangkan alur pemeriksaan rapid test antibodi ini, jika rapid test non reaktif diarahkan untuk melakukan isolasi diri maka selama isolasi ada gejala memberat, disarankan segera ke fasilitas layanan kesehatan.
Akan tetapi menurutnya jika tidak muncul peningkatan gejala, 10 hari kemudian ulang rapid test, setelah rapid test ulang ternyata non reaktif, sakit yang diderita bukan Covid - 19.
Sedangkan jika reaktif di lanjutkan dengan tes PCR/Sputum 2 kali (2 hari berturut-turut, apabila hasil tes itu negatif, sakit bukan lah Covid - 19. Tapi bila positif berarti itu menurutnya terinfeksi Covid - 19.
Kemudian alur pemeriksaan menggunakan rapid test antigen. Menurutnya Jika non reaktif diarahkan untuk melakukan isolasi diri. Apabila selama isolasi tidak muncul gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dalam 10 hari, lakukan rapid test antibodi (10 hari kemudian).
Apabila hasilnya kata dr. Amelia Nasrin, non reaktif, sakit bukan Covid - 19. Sedangkan jika hasilnya reaktif harus periksa PCR Swab/Sputum 2 kali (2 hari berturut-turut).
"Jika selama isolasi, gejala ISPA muncul kurang dari 10 hari, diarahkan untuk rapid tes antigen ulang. Kalau hasilnya non reaktif diarahkan untuk rapid test antibodi 10 hari kemudian," terangnya.
Dan apabila reaktif, maka katanya harus tes PCR Swab/Sputum 2 kali (2 hari berturut-turut). Jika hasil tes itu negatif, maka sakit yang dialami bukan lah Covid - 19. Jika positif, berarti terkonfirmasi Covid - 19. (rtc)