Nias (Bidikonline) - Angin segar datang dari pemerintah pusat melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan RI.
Hal itu di nyatakan dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah.
Di mana dalam surat edaran tersebut di jelaskan bahwa, hal ini di laksanakan berhubung karena proses pembelajaran siswa tidak dengan tatap muka melainkan belajar dari jarak jauh atau dairing akibat dari wabah pandemi covid - 19 di mana melau Perpres No.12 tahun 2020, bahwa pandemi covid-19 adalah bencana non alam.
Adapun isi surat edaran tersebut, yaitu menugaskan kepada seluruh kepala satuan pendidikan agar melengkapi nomor handphone untuk peserta didik yang aktif melalui aplikasi dapodik, sebagaimana termuat dalam surat edaran tersebu.
Salah seorang orang tua siswa an. Arosokhi Halawa yang di temui bidikonline.com menyatakan bahwa kami orang tua siswa/i menyambut baik program pemerintah pusat melalui kemendikbud tersebut.
Akan tetapi keluh Arosokhi Halawa menyatakan bahwa di dunia pendidikan saat ini yang serba digital, kami orang tua siswa sangat terbebani hal ini.
Apalagi pada saat ini, harga jual komoditi pertanian khususnya di kepulauan nias sangat anjlok, keluhnya.
Arosokhi Halawa menambahkan bahwa kami orang tua siswa khususnya yang berada di pelosok kepulauan nias sangat terbebani sekali, kenapa kadang kadang kebijakan dan keputusan pemerintah pusat yang mengeluarkan suatu ultimatum ( peraturan ) disama ratakan penerapan aturan, antara warga masyarakat kota dengan warga masyarakat pedalaman.
Contohnya kepulauan nias yang memenuhi 3 T ( terluar,terisolir, dan tertinggal ).
Arosokhi juga menambahkan lagi, dengan ada surat edaran peraturan pada masa pandemi covid 19 ini yang mewajibkan pembelajaran siswa/i belajar jarak jauh ( dairing ) maka sudah tentu hal ini mau tak mau kami orang harus menyiapkan handphone android buat anak anak, sementara ekonomi kami orang tua tidak memenuhi.
Contohnya aja anak saya ada 3 orang, sudah tentu saya beli 3 unit handphone kalau harga standard aja 1,5 juta satu unit sudah 4,5 juta, dari mana kami mendapatkan uang sebanyak itu, sementara untuk menyuplai kebutuhan sehari hari saja setengah mati kami menyadap karet.
Arosokhi Halawa juga menitipkan pesan moral kepada pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk membuat kebijakan atas merosot harga jual hasi hasi pertanian di kepulauan nias,dimana harga jual getah karet saat ini sangat mencekik leher petani, karena salah satu komoditi kepulauan nias adalah karet,kopra,dan pinang.
Jadi kami mohon kepada pemerintah tolong lebih bijaklah dalam berbagai keputusan, jangan di sama ratakan kebijakan kota dengan penerapan pada masyarakat di pelosok, tutupnnya ( Nz )
