Rohil (Bidikonline.com) -Berulang kali helikopter mendarat di Rokan Hilir untuk keperluan kedatangan tamu penting dan pemantauan kebakaran hutan dan lahan. Pilot merasa kesulitan, karena lokasi mendarat tidak tersedia secara memadai atau kurang safety. Pemkab Rohil akan membangun heliport melalui dana APBD, setelah itu mengupayakan penambahan dana dari CSR PT Chevron dan APBN.
Ironis memang, pernah kejadian, tamu penting, yang mau mendarat di Lapangan KONI, karena pilot militer, dia menginginkan safety factor nol, meminta agar dicarikan helipad lain, maka akhirnya didapatkan GOR dibelakang kediaman H Ain, sementara dapat, helicopter memutar-mutar di udara beberapa menit.
Helikopter juga sering mendarat di Taman Budaya Batu 6, terkadang sampai tiga, ini sangat sulit. “Bayangkan selama ini setiap tamu yang datang, semua pilot pasti komplain, mendaratnya susah sekali di Rokan Hilir ini, mendarat tu factor safety paling utama. Purna MTQ dimana-mana gedungnya dekat,” penjelasan Kepala Dinas Perhubungan Rokan Hilir Rahmatul Zamri melalui Staf Teknis Penerbangan, Jefri Afrianto, ST.Ae belum lama ini di ruang kerjanya.
Kedatangan helikopter ke Rokan Hilir juga sering digunakan untuk pemantauan kebakaran hutan dan lahan, disamping kondisi kabut asap, helipad yang memenuhi standar juga dibutuhkan.
Tamu VIP juga sering datang seiring setiap tahun digelar event wisata nasional Bakar Tongkang menggunakan helicopter, sehingga safety flight factorynya memang harus sangat ditata, salah satunya dengan melalui adanya tempat pendaratan yang memenuhi standar keselamatan.
Tempat pendaratan helikopter yang tersedia saat ini untuk kawasan ibu kota Rohil di Bagansiapiapi, hanya di Batu 6 dan lapangan KONI sehingga perlu dukungan semua pihak agar dibangun heliport.
Dinas Perhubungan dengan dukungan Bupati Suyatno dan Wakil Bupati Drs, Djamiludin, Sekda Drs. Surya Arfan, M.Si, Ketua DPRD Nasrudin Hasan serta seluruh anggota DPRD, mulai tahun 2016 sampai 2018 akhir terus mengupayakan agar berdiri heliport di Rokan Hilir.
Gayung bersambut, keinginan itu mulai menampakkan titik terang. Telah dilakukan penetapan tempat. Lokasi antara Dinas Pendidikan dan bekas Kantor Perpustakaan dan Kearsipan. Lokasi ini sangat strategis dan memenuhi standar.
Lalu bagaimana teknis pembangunan kedepannya, Pemkab Rohil menyediakan lahan, membangun tahap awal satu helipad, sisanya diupayakan melalui CSR PT Chevron dan melalui dana APBN.
Untuk satu helipad, tahun 2020 akan dibangun menggunakan dana APBD Rokan Hilir, sedangkan dana yang dibutuhkan tidaklah besar. Kalau tiga helipad sekitar Rp500 juta, ditambah fasilitas pendukung, parkir dan navigasi, menghabiskan anggaran Rp1 miliar.
Jika memang tahap awal Pemkab Rohil sudah membangun satu helipad (hanya anggaran PL), sisanya bisa mengharapkan PT Chevron dan APBN, karena sudah ada dasar.
“Helikopter itu, debu sebutir saja, kalau dia naik masuk ke rotor, itu fatal. Setiap datang, pilotnya komplen, kan rata-rata teman,” kata Jefri mengharapkan dukungan semua pihak.(rtc)
